SEJARAH PURA DALEM SARI
Kyai Ngurah
Tegeh yang bergelar Kyai Agung Anglurah Mengwi V, memiliki permaisuri putri
dari Kyai Ngurah Ayunan yang amat cantik, sehingga sangat saying terhadap
permaisuri, sutu ketika sang permaisuri jatuh saakit, semu tabib istana tidak
mampu menyembuhkan bahkan banyak diluar kerajaan diundang namun tidak ada yang
mampu menyembuhkan.
Oleh sebab itu pikiran raja mengwi
diliputi oleh rasa putus asa, yang mana akhirnya beliau bersabda bila ada
rakyat atau siapaa saja yang mampu menyembuhkan permaisuri rja jika di
perempuan akan dipersaudarakan dengn sang permaisuri, jika laki-laki akan
dikawinkan dengan permaisuri, maka tidak terlalu lama berita itu tersebar
hingga keluar kerajaan bnyak tabib datang menghamba sert berusaaha mengobati
sakit yang diderita oleh sang permaisuri.
Namun dri sekian banyak yang datang
tidak satupun yang mampu menyembuhkan, lagi-lagi hati paduka raja bertambah
duka sampai-sampai beliau merenung dalam hati apakah ini suatu ujian dari sang
dewata atau pertanda yang tidak dimengerti.
Sehari-hari bginda raja lebih banyak
duduk termenung, mengenang permaisurinya yang sangat disayang dn dicintainya
maka para abdi kerajaan juga semakin kalit pikirannya melihat ratunya demikian.
Tidak disangka seorang abdi beliau
yang masih perjaka dtng menghdp serya menghaturkan sembah bhakti serta menghibur
hati sang paduka raja, namun disanalah sang abdi mengutarakan atau
mempermaklumkan nitnya serta mohon restuke pada baginda raja bahwa sang abdi
ingin mencoba mengobati penyakit yang diderita oleh sng permaisuri.
Maka begitu raja mendebgar kata-kata
dari abdi tersebut serta merta beliau merasa kaget karena abdi tersebut
bukanlah tabib, namun hasratny yang mulia maka sang baginda raja memenuhi
permohonannya , disanalah sang abdi mohon pamit kepada badinda raj untuk
melihat sang permaisuri.
Baru keesokan harinya abdi tersebut
mulai membuat ramuan yang akan dipersembahkan kepada baginda permaisuri raja kerajaan mengwi, tidak begitu lama mulai
ada tanda-tanda perubahan dimana baginda permaisuri raut wajah beliau terliht
lebih cerah dari biasanya dan akhirnya beliau sembuh seperti sedia kala. Betaba
bahgia hati sang baginda raja sampi-sampai beliu memerintahkan para dayang
untuk mengadakan jamuan mengenang kesembuhan sang permaisuri banyak yang datang
kal itu ddari para menteri, punggawa, sampai-samapi paraa pemuka rakyat
sehingga keadaan puri mengwi betul-betul raame.
Setalah acara selesai baginda raja
lagi-lagi duduk termenung setelah mengingat akan sabda beliau ketika sang
permaisuri sakit keras, setelh berselang sekian hari pra menteri,punggawa dan
lainnya kembali diundang, pada pertemuan itulah baginda raja menyerahkan sang
permaisuri kepada abdi beliau sendiri.
setela acara acaraa itu usai para pembesar kerajaan kembali kerumah
masing-masing dimana mulai saat itu baginda raja mulai sering termenung
mengenang permaisuri yang sangat dicintainya, namun kini telah diperistri oleh
abdi beliau sendiri . suatu malam baginda raja amat gelisah, malam semakin
larut baginda raja akhirnya keluar puri menyusuri jalanan hingga tpal, batas
selatan kerajaan (sebelah utara beringkit). Tanpa disengaja baginda melihat
bayangan berkelibat. Baginda berpikir mungkin bayangan ini adalah penyebab
kegelisahaannya, maka dicabutnya keris yang selalu dibawa oleh baginda dan
dihujamkankebayangan tersebut.
Apa boleh buat setelah setelah
diamati ternyata bayangan itu dalah abdinya sendiri dengan seekor anjingnya
yang sedang pergi mengail, karena diliputi oleh rasa bersalah yang amat sangat
dan malu akhirnya baginda baginda raja cepat-cepat pergi dari tempat itu.
Seekor anjing kesayangannya lalu menggosokkan badan ketubuh abdi tersebut yang
sedang mengeluarkan darah, setelah badannya berlumuran darah maka anjing
tersebut pulang menemui istri abdi tersebut yang manta permaisuri raja Mengwi.
Disitulah istri abdi tersebut mencium
bau amis drah manusia, maka dibuntutilah anjing tersebut. Betapa terkejutnya beliau
melihat suaminnya telah menjadi mayat, maka timbullah dalam benakny untuk bunuh
diri (masatya) disamping suaminya. Namun sebelumnya sang istri terlebih dahulu
membunuh anjing kesayangan suaminya, karena beliau berdua belum memiliki
keturunan yang akan menjaga anjing tersebut.
Setelah paduka raja membunuh abdinya
secara tidak sengaja maka beliau selalu diliputi rasa bersalah dan ditempat
itulah akhirnya baginda raja membangun sebuah pura ( Gedong Dalem) beserta dua
pelinggih disebelahnya (Lanang Wadon) yang mana akhirnya pura tersebut diberi
nama pura Dalem Sari, pura Dalem Sapu Jagat yang disungsung oleh keturunan raja
Mengwi( Puri Gede Pupuan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar