Rabu, 08 Januari 2014

Sejarah Pura Dalem Sari



SEJARAH PURA DALEM SARI
Kyai Ngurah Tegeh yang bergelar Kyai Agung Anglurah Mengwi V, memiliki permaisuri putri dari Kyai Ngurah Ayunan yang amat cantik, sehingga sangat saying terhadap permaisuri, sutu ketika sang permaisuri jatuh saakit, semu tabib istana tidak mampu menyembuhkan bahkan banyak diluar kerajaan diundang namun tidak ada yang mampu menyembuhkan.
Oleh sebab itu pikiran raja mengwi diliputi oleh rasa putus asa, yang mana akhirnya beliau bersabda bila ada rakyat atau siapaa saja yang mampu menyembuhkan permaisuri rja jika di perempuan akan dipersaudarakan dengn sang permaisuri, jika laki-laki akan dikawinkan dengan permaisuri, maka tidak terlalu lama berita itu tersebar hingga keluar kerajaan bnyak tabib datang menghamba sert berusaaha mengobati sakit yang diderita oleh sang permaisuri.
Namun dri sekian banyak yang datang tidak satupun yang mampu menyembuhkan, lagi-lagi hati paduka raja bertambah duka sampai-sampai beliau merenung dalam hati apakah ini suatu ujian dari sang dewata atau pertanda yang tidak dimengerti.
Sehari-hari bginda raja lebih banyak duduk termenung, mengenang permaisurinya yang sangat disayang dn dicintainya maka para abdi kerajaan juga semakin kalit pikirannya melihat ratunya demikian.
Tidak disangka seorang abdi beliau yang masih perjaka dtng menghdp serya menghaturkan sembah bhakti serta menghibur hati sang paduka raja, namun disanalah sang abdi mengutarakan atau mempermaklumkan nitnya serta mohon restuke pada baginda raja bahwa sang abdi ingin mencoba mengobati penyakit yang diderita oleh sng permaisuri.
Maka begitu raja mendebgar kata-kata dari abdi tersebut serta merta beliau merasa kaget karena abdi tersebut bukanlah tabib, namun hasratny yang mulia maka sang baginda raja memenuhi permohonannya , disanalah sang abdi mohon pamit kepada badinda raj untuk melihat sang permaisuri.
Baru keesokan harinya abdi tersebut mulai membuat ramuan yang akan dipersembahkan kepada baginda permaisuri  raja kerajaan mengwi, tidak begitu lama mulai ada tanda-tanda perubahan dimana baginda permaisuri raut wajah beliau terliht lebih cerah dari biasanya dan akhirnya beliau sembuh seperti sedia kala. Betaba bahgia hati sang baginda raja sampi-sampai beliu memerintahkan para dayang untuk mengadakan jamuan mengenang kesembuhan sang permaisuri banyak yang datang kal itu ddari para menteri, punggawa, sampai-samapi paraa pemuka rakyat sehingga keadaan puri mengwi betul-betul raame.
Setalah acara selesai baginda raja lagi-lagi duduk termenung setelah mengingat akan sabda beliau ketika sang permaisuri sakit keras, setelh berselang sekian hari pra menteri,punggawa dan lainnya kembali diundang, pada pertemuan itulah baginda raja menyerahkan sang permaisuri kepada abdi beliau sendiri.
setela acara acaraa itu  usai para pembesar kerajaan kembali kerumah masing-masing dimana mulai saat itu baginda raja mulai sering termenung mengenang permaisuri yang sangat dicintainya, namun kini telah diperistri oleh abdi beliau sendiri . suatu malam baginda raja amat gelisah, malam semakin larut baginda raja akhirnya keluar puri menyusuri jalanan hingga tpal, batas selatan kerajaan (sebelah utara beringkit). Tanpa disengaja baginda melihat bayangan berkelibat. Baginda berpikir mungkin bayangan ini adalah penyebab kegelisahaannya, maka dicabutnya keris yang selalu dibawa oleh baginda dan dihujamkankebayangan tersebut.
Apa boleh buat setelah setelah diamati ternyata bayangan itu dalah abdinya sendiri dengan seekor anjingnya yang sedang pergi mengail, karena diliputi oleh rasa bersalah yang amat sangat dan malu akhirnya baginda baginda raja cepat-cepat pergi dari tempat itu. Seekor anjing kesayangannya lalu menggosokkan badan ketubuh abdi tersebut yang sedang mengeluarkan darah, setelah badannya berlumuran darah maka anjing tersebut pulang menemui istri abdi tersebut yang manta permaisuri raja Mengwi.
Disitulah istri abdi tersebut mencium bau amis drah manusia, maka dibuntutilah anjing tersebut. Betapa terkejutnya beliau melihat suaminnya telah menjadi mayat, maka timbullah dalam benakny untuk bunuh diri (masatya) disamping suaminya. Namun sebelumnya sang istri terlebih dahulu membunuh anjing kesayangan suaminya, karena beliau berdua belum memiliki keturunan yang akan menjaga anjing tersebut.
Setelah paduka raja membunuh abdinya secara tidak sengaja maka beliau selalu diliputi rasa bersalah dan ditempat itulah akhirnya baginda raja membangun sebuah pura ( Gedong Dalem) beserta dua pelinggih disebelahnya (Lanang Wadon) yang mana akhirnya pura tersebut diberi nama pura Dalem Sari, pura Dalem Sapu Jagat yang disungsung oleh keturunan raja Mengwi( Puri Gede Pupuan).     
      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar