TRI GUNA
- Pengertian Triguna dan Bagian-Bagianya
Tri artinya tiga Guna artinya sifat atau
bakat jadi Triguna adalah tiga sifat dasar yang terdapat pada setiap yang ada
dijagat raya ini baik makhluk hidup maupun benda mati. Ketiga sifat itu
mempengaruhi manusia sejak masih dalam kandungan sampai akhir hidupnya, hanya
saja dalam prosentase yang berbeda-beda dan selalu berubah-ubah. Perubahan
pengaruh guna itulah menyebabkan tabiat manusia berubah-ubah dan triguna tidak
seimbang menjadikan bermacam-macam sifat manusia.
Ada tiga sifat alam material diseluruh
jagat yang didapat oleh manusia, untuk melakukan sesuatu, namun ketiganya ini
merupakan bagian-bagian yang tak dapat dipisahkan antara satu dengan bagian
yang lainnya walaupun ketiga sifat ini berbeda-beda, karena merupakan satu
kesatuan yang utuh. Prakerti dibangun oleh tri guna, yaitu sattwa, rajas, dan
tamas. Guna artinyta unsur komponen penyusun. Tri guna itu tidak dapat kita
amati dengn indria. Adanya itu disimpulkan dengan objek dunia ini yang
merupakan akibat dari padanya. Karena adanya kesamaan azas antara akibat dan
sebab, maka dapat kita ketahui sifat-sifat guna itu dari alam yang merupakan
wujud hasil dari padanya. Semua objek dunia ini memiliki tiga sifat, yaitu
sift-sifat yang menimbulkan rasa senang, susah dan netral. Demikian sifat-sifat
ini terkandung dalam dalam sattwa, rajas, dan tamas itu.
Dalam Werespati tattva
disebutkan, sattvam bersinar terang-bersih-tenang, rajas bergejolak dan
dinamis, tamas malas-lamban dan dungu/gelap demikianlah ketiga guna ini
membelenggu manusia sehingga terjadinya bermacam-macam sifat manusia tesebut
seperti : Tenang, suci, bijaksana, cerdas, jujur, desiplin, rajin Lincah,
gesit, kasar, cepat tersinggung, keras kepala, congkak, emosi, ego Mengantuk,
bodoh, malas, kumal, lambat
Dengan keyakinan yang tinggi mengikuti
petunjuk dharma dan dengan latihan yang diaktualisasikan dalam perbuatan
sehari-hari tanpa mengharapkan hasil dan selalu menyerahkannya kepada Tuhan,
menyadari ini semua adalah sudah merupakan kehendak-Nya, keberadan ini semua
hanya tugas dan kewajiban yang harus dijalankan sesuai dengan swadharma
masing-masing.
Alam material yang memiliki tiga sifat
sangat kuat mengikat yang kekal dalam makhluk yang hidup, seperti dikatakan
dalam kitab suci Bhagavad Gita adyaya 14.5 sebagi berikut :
sattvam rajas tama iti gunah
prakrti-sambhavah
nibadhnanti maha-baho dehe dehinam avyayam
Artinya :
Alam material terdiri dari tiga sifat-kebaikan,
nafsu dan kebodohan. Bila makhluk hidup yang kekal berhubungan dengan alam, ia
diikat oleh sifat-sifat tersebut, wahai Arjuna yang berlengan
perkasa.(Prabhupada, 1986: 663)
Dengan demikian walaupun makhluk hidup bersifat rohani, yang tidak
mempunyai hubungan dengan alam material, akan tetapi oleh karena para makhluk
hidup memilih jenis badan, dimana badan yang memiliki dunia material, ini
sangat mungkin mengakibatkan dorongan untuk bertindak menurut sifat alam yaitu
kebaikan, nafsu dan kebodohan. Semua tindakan ini menimbulkan karma yang hasilnya tentu akan menyesuaikan,
karena seperti anak seekor lembu tidak akan pernah keliru mencari susu
induknya.
Dengan demikian jelas sekarang
bagian-bagian triguna tersebut terdri dari tiga sifat karena akan membentuk
karakter atau watak manusia yang sesungguhnya telah diporelehnya sejak lahir
dan tidak dapat dihindari, maka untuk dapat melakukan karma baik, melebur karma
buruk dapat di uraikan bagian-bagian triguna sebagai berikut :
a. Sattwa
Sattvam adalah sifat kebaikan dimana sifat
ini membentuk karakter manusia untuk selalu berbuat kebaikan karenanya manusia
bisa berpikir berkata melakukan sesuatu dengan baik, bijaksana, cerdas, sopan,
desiplin, jujur dalam menegakkan dharma.
b. Rajas
Rajas adalah sifat nafsu dimana sifat ini
membentuk karakter manusia untuk selalu memiliki pengaruh kecendrungan berpikir
berkata dan berbuat penuh dengan nafsu, angkuh, sombong, cepat tersinggung,
rakus, haus kekuasaan dan dalam melakukan apa saja tidak pernah mau mengalah
atau tidak pernah merasa salah menganggap dirinya selalu paling benar.
c. Tamas
Tamas adalah suatu sifat yang dimiliki
oleh manusia yang memberi pengaruh malas, pasif dan masa bodoh. Sehingga ini
terkadang manusia bisa tidak mengindahkan apapun yang terjadi selalu cuek atau
masa bodoh, selalu berhayal tidak mau tahu apapun yang akan terjadi terkadang
resiko yang fatalpun siap diterimanya.
- Akibat-Akibat Ikatan TriGuna
Akibat-akibat ikatan triguna
terhadap Sang Makhluk hidup (Jiva) yaitu;
- Sang jiva mengembangkan jenis sraddha (kepercayaan) tertentu selain kepada Tuhan. (a) Sraddha dalam sifat sattvam (kebaikan). (b) Sraddha dalam sifat rajas (kenafsuan), dan (c) Sraddha dalam sifat tamas (kegelapan).
- Sang jiva secara keliru menganggap dirinya sendiri sebagai pelaku atas segala kegiatan yang dilakukannya. karena di-ikat oleh Tri Guna, sang makhluk hidup jadi terkhayalkan dan menganggap dirinyalah menjadi pelaku atas segala kegiatan yang dilakukannya, padahal kegiatan-kegiatannya itu terlak sana oleh alam material.
- Sang jiva jadi sibuk dalam kegiatan material memuaskan indriya jasmani di alam material. diikat oleh Tri Guna, sang makhluk hidup (jiva) menjadi sibuk dalam berbagai kegiatan pamerih dan menjadi terikat pada hasil kegiatannya itu”
- Sang jiva dipaksa berpindah-pindah dari satu badan jasmani ke badan jasmani lain dan hanyut dalam samudra kehidupan material dunia fana. begitulah sang makhluk hidup (jiva) yang tinggal di alam fana, berusaha menikmati kesenangan material dalam ikatan Tri Guna, karena di-ikat oleh Tri Guna, maka ia merasakan suka dan duka dalam berbagai jenis kehidupan material yang dialaminya
- Sang jiva tidak tahu bahwa sri krishna adalah bhagavan, kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Dikhayalkan oleh Tri Guna, seluruh dunia tidak mengenal diriKu (sebagai Sri Bhagavan, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa) yang mengatasi ketiga sifat alam material itu dan kekal abadi.
- Manfaat Lepas Dari Ikatan Tri Guna
Manfaat lepas
dari ikatan tri guna adalah;
- Sang jiva mengerti bahwa sri krishna adalah bhagavan, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, bila anda melihat bahwa segala peristiwa yang terjadi adalah tidak lain dari pada interaksi unsur-unsur Tri Guna, dan bahwa Tuhan mengatasi ketiga sifat alam material ini, maka barulah anda mengerti hakekat spiritual diriKu
- Sang jiva mencapai tingkat spiritual Brahma-bhuta yang menjadi prasyarat untuk kembali ke dunia rohani, jika seseorang telah bebas dari ikatan Tri Guna, maka dia mencapai kedudukan spiritual brahma.
- Sang jiva mencapai kebahagiaan abadi di dunia rohani vaikunthaloka.
kalau seseorang bebas
dari ikatan Tri Guna, maka dia bebas dari kelahiran, kematian, usia
tua dan kesengsaraan (penyakit) dan mencapai kebahagiaan sejati bahkan dalam
masa hidup nya ini juga

Adapun ciri-ciri orang yang
telah terlepas dari Tri Guna adalah Dia tidak membenci pencerahan spiritual,
kemelekatan (pada hal-hal material) ataupun khayalan bilamana hal-hal itu
datang. Juga dia tidak menginginkannya jika hal-hal itu lenyap. Dia tetap
tenang tanpa rasa keprihatinan apapun, sebab dia berada diluar pengaruh
unsur-unsur Tri Guna. Dia hidup mantap (dalam keadaan apapun), sebab dia sadar
bahwa hanya unsur-unsur Tri Guna itu saja yang aktip. Dia merasakan suasana
senang dan susah sama saja, menerima
cacian dan pujian dengan sikap sama, melihat segumpal tanah, sebiji batu dan
sekeping emas dengan pandangan (dan perasaan) sama. Dia tidak pernah
merasa terganggu meski dihina atau pun disanjung. Dia memperlakukan sahabat
ataupun musuh dengan cara sama, dan bebas dari segala kegiatan pamerih apapun.
D. Pengaruh Triguna pada Kehidupan
Pribadi Seseorang
1.
Orang yang dikuasai oleh sifat sattwa biasanya berwatak
tenang, waspada, dan berhati yang damai serta welas asih. Kalau mengambil
keputusan akan ditimbang terlebih dahulu secara matang, kemudian barulah
dilaksanakannya. Segala pikiran, perkataan, dan perilakunya mencerminkan
kebijaksanaan dan kebajikan. Seperti tindakan Sang Yudistira dan Sang Krishna
dalam cerita Mahabharata, dan tindakan Sang Rama dan Wibhisana dalam cerita
Ramayana.
- Orang yang dikuasai oleh sifat rajas biasanya selalu gelisah, keinginannya bergerak cepat, mudah marah dan keras hati. Orangnya suka pamer, senang terhadap yang memujinya dan benci terhadap yang merendahkannya. Yang baik pada sifat rajah itu adalah sifat giat bekerja dan disiplin.
- Orang yang dikuasai sifat tamas biasanya berpikir, berkata, dan berbuat sangat lamban. Kadang-kadang enggan, malas, suka tidur, rakus, dan dungu. Besar birahinya, keras keinginannya, serta suka tidur campur dengan anak dan istrinya.
- Tujuan Mempelajari Tri GUna
1. Memperoleh
cara yang tepat untuk meningkatkan sifat Sattwam terhadap pengembangan budhi
pekerti.
2. Memberikan
keyakinan bahwa melalui pengembangan budhi perkerti, tujuan agama hindu tentang
moksa akan tercapai.
Kesimpulan
Tri artinya tiga Guna artinya sifat atau bakat jadi Triguna adalah tiga
sifat dasar yang terdapat pada setiap yang ada dijagat raya ini baik makhluk
hidup maupun benda mati. Ketiga sifat itu mempengaruhi manusia sejak masih
dalam kandungan sampai akhir hidupnya, hanya saja dalam prosentase yang
berbeda-beda dan selalu berubah-ubah. Perubahan pengaruh guna itulah
menyebabkan tabiat manusia berubah-ubah dan triguna tidak seimbang menjadikan
bermacam-macam sifat manusia.
sattvam bersinar terang-bersih-tenang, rajas
bergejolak dan dinamis, tamas malas-lamban dan dungu/gelap. Karena dunia
ini terbentuk dari tri guna itu, maka dlm dunia inipun kita saksikan selalu ada
pertentangan dan kerja sama dalam kesatuan. Ketiga guna ini selalu bersama dan
tidak pernah terpisah satu sama lainny, tidak dapat hanya salah satu dari
padanya membangun benda-benda dunia ini. Kerja sama ketiga guna itu laksana
minyak, sumbu, dan api yang bersama-sama menyebabkan adanya nyala lampu,
walaupun masing-msing elemen itu berbeda-beda yang sifatnya bertentangan.
Ada dua perubahan bentuk
tri guna itu , yaitu pada waktu pralaya msing-msing guna berubah pada dirinya
sendiri, tanpa mengganggu yang lain. Perubahan seperti ini disebut swarupaparinama. Pada waktu demikian
tidak mungkin ada ciptaan, karena tidak ada kerja sama antaraa guna-guna
itu. Namun bila guna yang satu menguasai
yang lain, maka terjadilah suatu penciptaan. Perubahan ini disebut wirupaparinama
DAFTAR
PUSTAKA
I Made Nada Atmaja, dkk. 2010. Etika
Hindu, Paramitha Surabaya ( halm. 62)
Drs. K.M. Suhardana. 2008. Niti Sastra.
Ilmu Mepemimpinan atau management Berdasarkan Agama Hindu, Paramita Surabaya
(halm. 99)
I Gede Sura dan I Wayan Sukayasa. 2011. Samkya
dan Yoga, Widya Dharma (halm.3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar